Rabu, 18 Mei 2011

mikroorganisme tanah


BAB  I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jasad hidup tanah. Mikroorganisme, dalam lingkungan alamiahnya jarang terdapat sebagai biakan murni. Berbagai spesimen tanah atau air boleh jadi mengandung bermacam-macam spesies cendawan, protozoa, algae, bakteri, dan virus.
Baik secara langsung maupun tak langsung, bahan buangan dari manusia dan hewan, jasad mereka, serta jaringan tumbuh-tumbuhan dibuang atau dikubur dalam tanah. Setelah beberapa lama, bahan-bahan tersebut berubah menjadi komponen organik dan beberapa komponen anorganik tanah. Perubahan-perubahan ini dilakukan oleh mikroorganisme yaitu perubahan bahan organik menjadi substansi yang menyediakan nutrient bagi dunia tumbuhan. Tanpa aktivitas mikroba maka segala kehidupan di bumi ini lambat laun akan terhambat.
Maka, perubahan organik dan anorganik di dalam tanah adalah dilakukan oleh mikroorganisme yang dikenal sebagai mikroba di tanah.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah selain untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Tanah antara lain adalah :
  • Untuk mengetahui dinamika populasi mikroba tanah.
  • Mengetahui peranan mikroorganisme tanah.
  • Mengidentifikasi spesies-spesies mikroba yang berinteraksi di tanah.










BAB  II
PEMBAHASAN
A. Keadaan Lingkungan Tanah
Tanah dapat dipandang sebagai permukaan lahan di atas bumi yang menyediakan substreat bagi kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan. Ciri-ciri lingkungan tanah bervariasi menurut letak dan iklimnya. Tanah juga memiliki kedalaman, sifat-sifat fisik, komposisi kimiawi dan asal yang berbeda-beda. Ada lima kategori utama unsur tanah, yaitu: partikel, mineral, bahan organik, air, gas dan jasad hidup.
B. Mikroba Tanah
Hanya ada beberapa lingkungan di bumi ini yang mengandung sedemikian banyak macam ragam mikroorganisme seperti yang terkandung dalam tanah subur.
Bakteri, cendawan, algae, protozoa dan virus secara bersama-sama membentuk kumpulan mikroorganisme yang dapat mencapai jumlah total sampai bermilyar-milyar organisme per gram tanah.
Tabel :  Perbandingan jumlah berbagai kelompok mikroorganisme di Rizosper (daerah perakaran) gandum musim semi dan di tanah kontrol (tanpa sistem perakaran tanaman).
Mikroorganisme
Tanah Rizosper
Tanah Kotrol
BakteriAktinomisetes
Cendawan
Protozoa
Algae
Kelompok Bakteri :
Pelaku amonikikasi
Anaerob penghasil gas
Anaerob
Pelaku denitrifikasi
Pelaku dekomposisi selulose aerobik
Pelaku dekomposisi selulose anaerobik
Pembentuk spora
Tipe-tipe radiobakteri
Azotobakter
1.200 x 10646 x 106
12 x 105
24 x 102
5 x 103
500 x 106
39 x 104
12 x 106
126 x 106
7 x 105
9 x 10 3
930 x 103
17 x 106
< 1.000
53 x 1067 x 106
1 x 105
10 x 102
27 x 103
4 x 106
3 x 104
6 x 106
1 x 105
1 x 105
3 x 103
515 x 103
1 x 104
< 1.000
Sumber: dari T.R.G. Gray, and S.T. Williams, Soil Microorganisms, Hafner Publishing Company, New York, 1971
Keanekaragaman yang luas flora mikroba tersebut merupakan masalah di dalam setiap usaha untuk menghitung populasi total mikroorganisme yang hidup dalam suatu contoh tanah. Metode-metode biakan di laboratorium hanya akan menampakkan tipe-tipe fisiologis dan nutrisional yang dapat tumbuh di dalam lingkungan yang disediakan di laboratorium.
Misalnya, bila ada suatu contoh tanah dinokulasikan pada agar nutrien tidak akan tumbuh ialah termofil obligat, disamping psikrofil, anaerob, dan autotrof. Protozoa tidak akan tumbuh, dan hanya beberapa algae dan cendawan akan tumbuh. Hal ini berarti bahwa bila suatu contoh tanah dibiakkan di laboratorium, maka suatu prosedur pembiakan tertentu hanya akan memungkinkan tumbuhnya sebagian kecil saja dari populasi total mikroorganisme.
Salah satu cara untuk mengembangkan pengertian yang lebih baik mengenai luasnya keragaman kehidupan mikrobe di dalam tanah ialah dengan menilai peranan yang  dimainkan oleh berbagai kelompok mikrobe di dalam mewujudkan terjadinya perubahan-perubahan kimiawi di dalam tanah.
1.      Bakteri
Bakteri adalah makhluk hidup bersel tunggal dan bentuknya sangat kecil sehingga tidak tampak oleh mata telanjang. Ada macam-macam bakteri yang berhasil dikenali dengan menggunakan mikroskop. Jumlahnya merupakan yang terbesar dari jumlah makhluk hidup di bumi. Kata bakteri lebih sering dikaitkan dengan penyakit atau gangguan kesehatan pada makhluk hidup. Padahal, tidak sepenuhnya demikian. Memang benar, ada banyak bakteri yang menjadi penyebab timbulnya penyakit pada manusia, namun tidak sedikit pula bakteri yang justru memberi manfaat.
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu:
·         Organisme multiselluler
·         Prokariot (tidak memiliki membran inti sel)
·         Umumnya tidak memiliki klorofil
·         Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron
·         Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
·         Hidup bebas atau parasit
·         Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
·         Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan
a.      Struktur Bakteri
Struktur Dasar Bakteri Terdiri Dari :
1)      Dinding sel. Tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis). Dinding sel ditemukan pada semua bakteri hidup bebas kecuali pada Mycoplasma. Dinding sel berfungsi untuk melindungi kerusakan sel dari lingkungan bertekanan osmotik rendah dan memelihara bentuk sel. Dinding sel pada bakteri tidak mengandung selulosa tetapi hemiselulosa dan senyawa semacam pektin yang mengandung N. Dinding sel dilapisi selaput seperti gelatin. Isi sel berupa protoplasma dan membran plasma.
2)      Membran plasma, adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein. Selubung sel bakteri ini mengandung daerah transpor untuk untuk menutrisi daaerah reseptor untuk virus bakteri dan baktreiosin. Mempermudah interaksi inang-parasit, disamping sebagai tempat reaksi komponen dan antibodi, dan sering mengandung komponen toksik untuk inang.
3)      Sitoplasma adalah cairan sel. Komponen-komponen Sitoplasma
·           Materi inti suatu sitoplasma biasanya terdiri dari DNA dan RNA. Materi inti dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Penampakan materi inti sebagai suatu jaring DNA, tidak teratur dan sering kali merupakan kumpulan pararel terhadap sumbu sel. Selama perbanyakan sel, DNA bakteri tetap sebagai jaring kromatin yang tersebar dan tidak pernah berkumpul untuk membentuk sutau kromosom yang jelas selama pembelahan sel, sifat sebaliknya dari kromosom eukariot.
·           Ribosom
Ribosom merupakan suatu partikel sitoplasma. Kumpulan polyribosom merupakan rantai ribosom 70S (monomer) menempel pada RNA. Jumlah ribosom bervariasi sesuai dengan kondisi pertumbuhan, sel tumbuh cepat dalam medium yang sesuai, mengandung lebih banyak ribosom dibandingkan dengan sel tumbuh lambat dalam medium yang kurang memadai.
·           Granula Sitoplasma
Struktur tambahan bakteri :
1)   Kapsul atau lapisan lendir, adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2)   Flagelum atau bulu cambuk, adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.fungsi utamanya adalah sebagai alat untuk bergerk. Berdasarkan jumlah flagelum , tipe flagelum pada sel bakteri menampakan bentuk yang khas. Beberapa jenis bakteri seperti Pseudomonas memiliki satu flagela pada bagian ujung yang disebut monotrik. Tipe flagela yang tersusun banyak yang letaknya pada satu unjung sel dikenal sebagai tipe lotrofik. Apabila flagela terdapat pada kedua ujung disebut amfitrik. Kelompok enterobakteri motil seperti salmonella atau bacillus memiliki flagela yang tersebar pada seluruh permukaan sel yang disebut peritrik, jumlah flagela pada setiap jenis bakteri berbeda.
3)   Pilus dan fimbria, adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek, lebih lurus, dan lebih tipis dibandingkan flagela.Fungsi fimbria adalah untuk bertahan hidup dan berinteraksi dengan inang. Fungsi fimbria, di antara komponenn permukaan bakteri lainnya adalah untuk memiliki aktivitas fungsional seperti adhesin, lektin, evasin, agresin, dan pili seks.
4)   Klorosom, adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
5)   Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
6)   Endospora, adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.
b.       Bentuk dan Ukuran Bakteri
Bentuk dan Ukuran bakteri bervariasi, ukurannya berkisar 0.4-2.0m.
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.
Berbagai macam bentuk bakteri :
Ø   Bakteri Kokus :
a.    Monokokus yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal.
b.    Diplokokus yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan.
c.    Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
d.   Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus.
e.    Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk. rantai.
f.     Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur.
Ø   Bakteri Basil :
a.    Monobasil yaitu berupa sel bakteri basil tunggal
b.    Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan.
c.    Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai.
Ø   Bakteri Spirilia :
a.    Spiral yaitu bentuk sel bergelombang.
b.    Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup.
c.    Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma

c.       Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan peningkatan ukuran populasi.

Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan optimum adalah :
1. Suhu
2. Derajat keasaman atau pH
3. Konsentrasi garam
4. Sumber nutrisi
5. Zat-zat sisa metabolism
6. Zat kimia
Hal tersebut diatas bervariasi menurut spesies bakterinya.
d.      Habitat Bakteri dan Distribusinya
Bakteri dapat ditemukan dimana-mana, dalam tanah, air, sisa-sisa pembusukan mahluk hidup, dalam tubuh mahluk hidup, bahkan pada debu yang ada diatmosfer dapat m,enjadi substratnya. Tubuh yang kecil, kemampuan berkembang biak yang cepat dan beranekaragam, kemampuan mempertahankan diri dalam berbagai keadaan termasuk keadaan yang tidak menguntungkan, menyebabkan luasnya distribusi bakteri. Didarat, laut, ngarai dan pegunungan, didaerah tropika, maupun daerah iklim dingin terdapat bakteri. Sehingga bakteri juga disebut kosmopolit.Namun demikian pertumbuhan bakteri dapat terkendali karena pertumbuhan bakteri juga dipengaruhi oleh berbagai faktor.
e.       Cara Hidup Bakteri
Umumnya bakteri bersifat heterotrof. Hidupnya sebagai saprofit atau sebagai parasit. Namun demikian ada beberapa jenis yang mampumengadakan asimilasi sehingga bersifat autotrof. Sehingga berdasarkan asal energi yang digunakan untuk berasimilasi maka bakteri dengan sifat autotrof dapat dibedakan menjadi dua golongan :
Ø  Yang bersifat Kemoautotrof: bila energi yang digunakan untuk asimilasi berdasarkan dari reaksi-reaksi kimia, misalnya dari proses-proses oksidasi senyawa tertentu. Baketrei nitrit dengan mengoksidasi NH3, bakteri nitrat dengan mengoksidasikan HNO2, bakteri belerang dengan mengoksidasi senyawa belerang.
Ø  Yang bersifat Fotoautotrof: bila energi untuk asimilasi didapatkan dengan bantuan cahaya matahari. Seperti pada tumbuhan hijau, bakteri yang dapat melakukan fotosintesis adalah bakteri yang mengahsilkan zat warna. (dari golongan thiorhodaceae{bakteri belerang berzat warna}).

Bakteri yang hidup sebagai saprofit menggunakan sisa-sisa tumbuhan atau hewan sebagai subsrat dan sumber kehidupannya. Kegiatan fisisologi bakteri yang menempati substrat mengalami proses penguraian yang biasanya dsertai dengan timbulnya energi. Proses ini dinamakan pembusukan bila disertai dengan bau dan fermentasi bila suatu pernapasan tramolekuler.

Dari segi kebutuhan akan oksigen, bakteri dapat dibedakan menjadi dua golongan:

1.   Bakteri Aerob
Bakteri aerob adalah salah satu penggolongan bakteri berdasarkan kebutuhan bakteri terhadap oksigen. Bakteri aerob merupakan jenis bakteri yang memerlukan oksigen bebas untuk kelangsungan hidupnya. Dalam hal ini, bakteri yang tergolong bakteri aerob hidupnya mutlak memerlukan oksigen dalam keadaan bebas. Ada pula yang kebutuhan akan oksigennya bersifat tidak mutlak, yaitu bakteri aerob fakultatif. Bakteri aerob dapat dibedakan lagi menjadi aerob obligat, artinya untuk hidupnya mutlak diperlukan adanya oksigen bebas. Tetapi bila oksigen yang diperlukan bersifat tidak mutlak maka disebut dengan aerob fakultatif.

Pengolah Limbah
Bakteri aerob dapat memecah gula menjadi air, karbondioksida (CO2), dan energi. Oleh karena itu, saat ini, bakteri aerob banyak dimanfaatkan untuk pengolahan limbah-limbah cair yang dihasilkan dari pabrik-pabrik. Dalam pengolahan limbah ini, bakteri aerob memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
  1. Bakteri aerob memerlukan suhu yang tinggi agar dapat bekerja maksimal. Ia memerlukan temperatur lebih tinggi dari sebelumnya jika ingin sampai pada reaksi yang diinginkan.
  2. Bakteri ini akan efektif bekerja pada kisaran pH 6,5 sampai dengan 8,5. Pada reaktor aerob, hal tesebut dikenal dengan istilah Completely Mixed Activated Sludge (CMAS). Pada proses tersebut, terjadi netralisasi asam dan basa sehingga tidak diperlukan lagi tambahan bahan kimia selama BOD-nya kurang dari 25mg/liter limbah.
  3. Memiliki kebutuhan energi yang tinggi untuk prosesnya dengan tingkat pengolahan 60-90 persen.
  4. Produksi lumpur yang akan dihasilkan untuk pengolahannya tinggi. Begitupun, stabilitas proses terhadap racun dari limbah dan perubahan bebannya dari sedang sampai tinggi.
  5. Bakteri aerob memerlukan nutrien yang tinggi untuk beberapa limbah industri.
  6. Tidak ada bau yang dihasilkan dari pengolahan limbahnya.
Penyubur Tanah
Selain dalam pengolahan limbah, bakteri aerob berfungsi sebagai penyubur tanah dengan proses nitrifikasi yang dilakukannya di dalam tanah. Bakteri aerob bekerja dengan mengikat molekul-molekul nitrogen untuk dijadikan senyawa pembentuk tubuh mereka. Prosesnya adalah sebagai berikut:
  1. Ada organisme mati di tanah, kemudian sel-sel dari organisme yang ada di tanah itu menimbulkan zat-zat hasil penguraian, seperti CO2 dan NH3 (gas amoniak).
  2. Gas inilah yang digunakan oleh bakteri aerob. Dalam hal ini, bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus untuk membentuk nitrit yang menyuburkan tanah.
  3. Proses inilah yang disebut proses nitrifikasi, yaitu pengoksidasian nitrit menjadi nitrat yang dilakukan oleh nitrobacter.
Pembusuk Alami                              
Bakteri aerob juga berfungsi sebagai zat pembusuk alami yang dapat mendekomposisi sampah-sampah organik menjadi inorganik sehingga dapat mengurangi jumlah sampah.

2. Bakteri Anaerob
Bakteri anaerob adalah bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen bebas, misalnya, bakteri asam susu, bakteri Lactobacillus bulgaricus, dan Clostridium tetani. Akan tetapi, jika bakteri tersebut dapat hidup tanpa kebutuhan oksigen secara mutlak atau dapat hidup tanpa adanya oksigen, bakteri itu disebut bakteri anaerob fakultatif.
f.       Cara Perkembangbiakan Bakteri
Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua. Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.
         Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1.    Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel teri ke sel bakteri yang lainnya.
2.    Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri).
3.    Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.
               Schizophyta Bacteria
1.    Pseudomonadales
Sel-sel berbentuk peluru, batang yang lurus atau bengkok, spiral kadang-kadang bergandengan membentuk rantai. Sel sering mengandung pigmen fotosintetik yang berwarna hijau bergerak dengan perantara flagel yang polar.
2.    Chlamydobacteriales
Sel-sel berderet deret seperti benang, sering deretan sel diselubungi suatu sarung, sel yang terlepas dari koloninya dapat bergerak bebas,. Dalam sarung koloninya sering terdapat senyawa-senyawa besi.
3.    Eubakteriales
Sel-sel berbentuk bulat atau benangyang lurus, terpisah-pisah kadang-kadang membentuk koloni berupa rantai. Bergerak dengan flagel yang peritrik atau tidak bergerak.
4.    Actinomycetales
Sel-selnya memanjang sehingga mirip hifa cendawan, dan cenderung membentuk percabangan.
5.    Beggiatoales
Sel-sel seperti cocus atau berbentuk benang dengan butiran belerang didalam selatau pada permukaanya, bergerak meluncur, berkelok-kelok atau ,mengguling, tidak mempunyai flagel.
6.    Myxobacteriales
Sel-sel berbentuk batang yang lentur, merayap pada substrat yang padat, membentuk koloni yang tipis merata pada substratnya yang tampak seperti lendir. Dapat membenruk tubuh buah.
7.    Spirochaetales
Sel-sel berbentuk langsing, lentur, panjang 6-500 µ berbentuk spiral sekurang-kurangnya memiliki satu putaran yang lengkap.
8.    Peranan Bakteri
9.    Dalam kehidupan manusia bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan maupun yang merugikan.
               Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
1.     Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia colie).
2.    Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya Acetobacter pada pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt, Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco dan Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt.
3.    Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan Azotobacter chlorococcum.
4.    Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berperan dalam proses nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.
5.    Penghasil antibiotik contohnya adalah Bacillus polymyxa (penghasil antibiotik polimiksin B untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif, Bacillus subtilis penghasil antibioti untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif,Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan bakteri gram negatif termasuk bakteri penyebab TBC dan Streptomyces rimosus penghasil antibiotik terasiklin untuk berbagai bakteri.
6.    Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium acetobutylicum
7.    Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya methanobacterium
8.    Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam bidang kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.
Bakteri yang merugikan sebagai berikut :
1.    Pembusukan makanan, contohnya Clostridium botulinum.
2.    Penyebab penyakit pada manusia, contohnya Mycobacterium tuberculosis   (penyebab penyakit TBC), Vibrio cholerae (penyebab kolera atau muntaber), Clostridium tetani (penyebab penyakit tetanus) dan Mycobacterium leprae (penyebab penyakit leprae).
3.    Penyebab penyakit pada hewan contohnya Bacilluc antrachis (penyebab penyakit antraks pada sapi).
4.    Penyebab penyakit pada tanaman budidaya contohnya Pseudomonas solanacearum (penyebab penyakit pada tanaman tomat, lombok, terung dan tembakau) serta Agrobacterium tumafaciens (penyebab tumor pada tumbuhan).



2.      Cendawan
Cendawan adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi karena mempunyai dinding sel, tidak bergerak, berkembang biak dengan spora, tetapi tidak mempunyai klorofil.  Cendawan tidak mempunyai batang, daun, akar dan system pembuluh seperti pada tumbuhan tingkat tinggi.  Umumnya cendawan berbentuk benang, bersel banyak dan semua bagian cendawan tersebut memiliki potensi untuk tumbuh.  Tubuhnya dinamakan miselium dan benangnya disebut hifa yang tebalnya antara 0,5-100 mikron atau lebih.
Cendawan tidak dapat berfotosintesis karena tidak memiliki klorofil.  Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, cendawan memanfaatkan sisa-sisa bahan organik dari mahluk hidup lain, baik yang masis hidup maupun yang telah mati.
Cendawan bersifat heterotrof artinya untuk kelangsungan hidupnya memerlukan zat-zat organik tersedia sebagai sumber energi, yakni zat organik yang disediakan oleh tumbuhan ototrof yang mampu berfotosintesis. Dari cara hidupnya cendawan dapat dipisahkan kedalam empat golongan besar yaitu parasit, saprob, komensal dan simbion. Cendawan bersifat parasit mempunyai hifa yang ektofitik dan endofitik.  Miselium ektofitik berada pada permukaan tanaman inang, biasanya berwarna keputih-putihan, halus, menyerupai sarang laba-laba atau benang tersebut berwarna hitam atau coklat membentuk jalinan tidak teratur. Golongan cendawan saprob  mengambil  zat  organic  dari  organisme   mati.   Kemudian   yang  tergolong sebagai komensal adalah cendawan yang memerlukan organisme lain untuk menumpang. Cendawan yang hidup secara simbion adalah golongan cendawan yang mengadakan simbiosis dengan organisme lain.
Perkembangan miselium terjadi secara radral menuju kesegala arah.  Misalnya bercak-bercak pada daun atau buah yang diakibatkan cendawan tampak berbentuk bulat, sedang pada kulit kayu biasanya sedikit memanjang atau elips karena pertumbuhan cendawan secara membujur biasanya lebih cepat dari pada pertumbuhan melintang.
Cendawan merugikan tanaman karena menghambat pengangkutan zat cair dan garam mineral, mengganggu proses fotosintesis dan pengangkutan hasilnya.  Cendawaan dapat merusak akar, batang, daun, bunga sejak dipertanaman sampai ditempat penyimpanan.
Cendawan mempunyai peranan yang penting pula dalam pembentukan karena berbagai cendawan dapat melapukkan atau mempunyi daya lapuk terhadap sisa tanaman yang mengandung bahan karbohidrat yang tidak mampu dilapukkan oleh bakteri.  Bagi berbagai cendawan walaupun secara lambat bahan-bahan seperti sellulosa atau lignin akan dapat dilapukkan dan dimanfaatkannya.  Apaabila cendawan itu telah sampai pada siklus hidupnya yang terakhir maka bahan-bahan yang dikandungnya akan sangat bermanfaat dalam memperkaya tanah dan bahan-bahan organik.
Dalam beberapa perilaku kehidupan, cendawan mempunyai persamaan dengan bakteri, antara lain :
·           Dalam Hal Mendapatkan Bahan Makanannya.
                                                
Cendawan tidak berhijau daun karena itu untuk mendapatkan bahan makanannya harus melakukan pelapukan sisa-sisa tanaman atau binatang.  Jadi, cendawan termasuk mikroflora yang heterotrof.
·           Dalam Hal Pembiakannya.
Cendawan akan membentuk cabang-cabang yang selanjutnya terpisah satu dengan yang lainnya dan selanjutnya masing-masing akan hidup secara vegetatif.  Selain pembiakan ini, cendawan juga dapat membentuk spora-spora yang setiap spora kelak bertahan lama di dalam tanah akan muncul kembali sebagai cendawan-cendawan muda.  Jadi, cendawan dapat membentuk tubuh buah yang menghasilkan spora dalam kegiatan perkembangbiakannya.
·           Dalam Hal Resistensinya.
Sama halnya dengan bakteri, cendawan dapat hidup pada suhu minimum 0 – 13˚ C dan pada suhu maksimum 19 – 45˚ C.
Menurut penyelidikan para ahli, kehidupan cendawan yang pemula mungkin berlangsung berurutan setelah berbagai jenis bakteri yang pemula berkembang.  Populasi cendawan lebih banyak dan dalam hal inipun keadaan tubuh cendawan jauh lebih besar dari tubuh bakteri sehingga mudah dilihat dengan mata telanjang.
a. Struktur Somatik dan Reproduktif
1.  Cendawan yang Berhifa / Bermisela ( membentuk benang/pipa halus panjang)
            Cendawan berhifa/bermisela ada yang berkembang biak dengan cra anaerob, yaitu cendawan anaerob ( walaupun tanpa udara atau dalam pengaruh zat asam yang hanya minimal perkembangannya dapat berlangsung terus) dan ada pula yang hanya berkembang biak dalam keadaan terpenuhi udara/zat asam yang diperlukannya yaitu cendawa aerob.  Dari cendawan yang berhifa / bermisela terbagi atas beberapa jenis antara lain :
Mucor atau Mycorrhisa, yang dapat berkembang biak dalam keadaan anaerob maupun aerob.  Peranannya sangat besar dalam membantu tanaman (terutama pinus) dalam menghisap bahan-bahan makanannya di dalam tanah.
            Actinomyes, bermisela sangat halus tetapi sangat banyak, dapat berkembang biak walaupun pada tanah yang keadaannya basah atau kelembaban yang rendah.  Daya melapuknya demikian tinggi dan jumlahnya tidak terbatas (sangat banyak).
2.  Cendawan yang Membentuk Ragi.
Cendawan pembentuk ragi, jumlahnya sangat terbatas yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam membantu pembuatan alcohol, tapai ubi kayu ataupun ketan.  Jadi, cendawan dapat pula berkembang diatas tanah pada bahan-bahan organis yang lembab atau basah.  Perhatikan daya pelapukan atau penghancurannya terhadap bahan ubi kayu dan ketan yang sering kita makan.
B.     Cendawan yang Membentuk Buah (bermanfaat bagi makanan manusia dan tanaman)
              Cendawan pembentuk buah termasuk dalam familia Basidiomyceta.  Berkembangbiak di berbagai tempat terutama di hutan-hutan yang mengandung banyak sisa tanaman atau di tempat yang kadar bahan organisnya tinggi.  Jenis cendawan ini bermanfaat dalam membantu tanaman menghisap bahan-bahan mineral dari dalam tanah.  Sehingga apabila siklus pertumbuhannya telah berakhir dapat memperkaya kandungan bahan organis dalam tanah.  Jenis cendawan yang sring dimanfaatkan manusia sebagai bahan pangan ialah jamue merang atau champignon.
Susunan kimia dinding sel berbeda-beda tergantung pada jenis cendawan dan tingkat pertumbuhannya. Dinding sel cendawan golongan Phycomycetes komponen terbanyaknya adalah sellulosa, sedang cendawan golongan Basidiomycetes dan Ascomycetes komponen terbanyaknya adalah khitin. Selain kedua zat tersebut, dinding sel cendawan juga mengandung bermacam-macam karbohidrat dalam keadaan tercampur dengan selulosa atau khitin.
b. Klasifikasi Cendawan
Dari berbagai literatur yang dikemukakan oleh para ahli klasifikasi cendawan dinyatakan bahwa kingdom Myceteae terbagi kedalam 12 kelas. Secara ringkas diuraikan berikut ini diuraikan lima kelas cendawan.
Klas Oomycetes dicirikan oleh tallus berbentuk filamen dengan hifa koenositik, bereproduksi secara aseksual dengan zoospora bergerak yang terdapat dalam zoosporangium dan bereproduksi secara seksual dengan antheridia dan oogania dengan membentuk oospora sesudah fertilisasi. Contohnya cendawan genus Phythium (salah satu patogen yang menyerang banyak jenis tanaman) dan Phytophtora (patogen akar pada banyak jenis tanaman)
Klas Zygomycetes dicirikan oleh tallus berbentuk filamen dengan hifa koenositik, bereproduksi aseksual dengan sporangiospora tidak bergerak dalam sporangium, bereproduksi seksual dengan gametangia yang tidak terbedakan kedalam organ jantan dan betina dan sebagai hasilnya terbentuk zygosporangia. Contohnya adalah genus Rhizopus yang spesies-spesiesnya dapat berdampak menguntungkan maupun merugikan bagi manusia.
Klas Ascomycetes memiliki miselium bersepta, bereproduksi aseksual dengan membentuk konidia, bereproduksi seksual dengan membentuk konidia, bereproduksi seksual dengan membentuk askuspora berjumlah delapan atau kelipatan empat dalam kantung spora yang disebut askus, dan askus terbentuk dalam tubuh buah yang disebut askokarp. Contohnya adalah Saccharomycetes (ragi = yeast). Tergolong dalam klas ini teleomorf dari anamorf beberapa cendawan penting dari klas Deuteromycetes seperti Aspergillus, Penicilium, Fusarium, dan Trichoderma.
Klas Basidiomycetes miseliumnya bersepta dan pada septanya terdapat sambungan apit (clamp connection) membentuk spora yang disebut basidiospora pada sel khusus yang kemudian menyangganya yang disebut basidium. Terdapat empat spora dalam setiap basidium. Cendawan pembentuk mikoriza banyak yang tergolong dalam kelas ini. Terdapat pula cendawan patogenik, seperti Puccinia (cendawan karat), Fomes, Armillaria dan Ganoderma, ketiganya merupakan patogen akar.
Klas Deutermycetes memuat cendawan-cendawan yang belum diketahui teleomorfnya. Terdiri dari cendawan uniseluler atau berbentuk filamen dengan hifa bersepta. Bereproduksi aseksual dengan membentuk konidia. Contohnya adalah cendawan-cendawan dari genus Fusarium, Penicillium, Trichoderma,Aspergillus, dan Gibberella.
3.      Ganggang Tanah (Algae)
Umumnya ganggang (algae) ialah organisme yang berkhloropil dan kebanyakan hidup di atau dekat permukaan tanah, dengan keadaan alam yang memungkinkan kehidupan mereka. Meskipun demikian, bentuk tertentu sanggup memperolah energy dari bahan organic dan terdapat hidup di dalam dan di bawah horizon permukaan. Jumlah bentuk ini tidak besar. Jadi beberapa jenis ganggang (algae) hidup dan berfungsi sebagai tanaman tingkat tinggi, sedang lainnya karena keadaan mereka adalah khas mikroorganisme tanah. Lebih dari enam puluh spesies telah diisolasi dari tanah, sedang spesies yang palin utama juga terdapat dimana-mana.
Ganggang tanah dibagi menjadi tiga golongan umum:
·      Hijau-biru
·      Hijau
·      Diatome
Secara alami, ganggang tanah dalam bentuk vegetative terdapat banyak sekali di lapisan permukaan, terutama di inci teratas tanah yang diolah. Di tanah, kebanyakan ganggang terdapat sebagai sisa spora atau cyste atau bentuk vegetative yang tidak tergantung dari khloropil. Lapangan rumput merupakan tempat yang khusus bagi jenis hijau-biru, sedang di kebun yang tua diatome terdapat dalam jumlah besar. Semua tipe ganggang sangat dipengaruhi oleh pemberian pupuk kandang.

4.      Protozoa
a.      Pengertian Protozoa
 Protozoa adalah hewan bersel tunggal yang memakan bakteri, protozoa lainnya, bahan organik, dan kadang-kadang jamur. Mereka beberapa kali lebih besar dari bakteri dan susunannya jelas bertingkat lebih tinggi. Jumlah protozoa dalam tanah bervariasi - dari 1.000 per sendok teh di tanah tidak subur ke 1.000.000 per sendok teh di beberapa tanah subur.
b.      Tiga Kelompok Protozoa    
Protozoa dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan bentuknya:
1. 1. Ciliates Ciliates
·  Apakah terbesar protozoa dan ponsel dengan cara rambut seperti bulu mata.
·  Mereka makan dua jenis protozoa, juga bakteri.
· Mereka makan sampai dengan 10.000 bakteri per hari, dan membuat nitrogen tersedia bagi tanaman.
·  Ciliates paling tidak banyak dari 3 kelompok.
·  Ciliates bergerak cepat melalui tanah dengan menggunakan perahu dayung cilias seperti.
2. 2. Amoebae Amuba
            ·  Mereka bisa besar dan mereka bergerak melalui sebuah pseudopod.
·  . Amuba dibagi menjadi amuba amuba dan telanjang pewaris.
            ·  Satu kelompok amuba, seperti vampir, makan jamur dan patogen akar.
3. 3. Flagellata
·  Mereka adalah yang terkecil dari flagela protozoa dan menggunakan cambuk seperti untuk mendorong atau menarik jalan melalui tanah.

  Protozoa adalah yang paling berfariasi dan berjumlah besar dalam populasi jasad tanah. Yang telah diisolasikan sudah lebih dari 250 spesies, kadang-kadang sebanyak 40 atau 50 golongan semacam itu terdapat dalam contoh tanah tunggal. Tentang protozoa, terdapatnya di tanah telah dilaporkan oleh empat negeri Eropa, Amerika Serikat dan banyak daerah lainnya. Banyak organism ini mempunyai peersesuaian yang tinggi dan hidup dalam keadaan berlainan dengan tanah. Sejumlah besar penyakit hewan dan manusia yang membahayakan disebabkan oleh infeksi protozoa.

  Jumlah protozoa di dalam tanah mengalami fluktuasi yang ekstrim, juga bila keadaan terus-menerus baik. Aerasi maupun makanan yang tersedia mungkin factor yang amat penting. Karenanya kebanyakan organism terbatas di horizon permukaan. Lazimnya jumlah tertinggi apabila musim bunga gugur. Mungkin 1.000.000 protozoa dari segala macam dalam tiap gram tanah kering yang mewakili, dapat dianggap jumlah maksimum. Hal ini dapat mencapai berat hidup 100 atau bahkan 200 pon tiap area.

            Keadaan makanan protozoa tidak diketahui dengan baik. Tidak dapat diragukan, bahwa kebanyakan organism ini sebagai sumber makanannya tergantung dari bahan organic bukan biologi. Terdapat beberapa petunjuk bahwa beberapa golongan tertantu pemakan bakteri. Pemusnahan bakteri berjalan bersama dengan tersedianya unsure hara, yang Nampak dapat merintangi pertumbuhan tanaman tingkat tinggi.
             
c. Fungsi Protozoa
1. Protozoa membantu mengisikan dgn mineral nutrisi, yang membuat mereka tersedia untuk digunakan oleh tanaman dan organisme tanah yang lain.
2. Protozoa mengatur populasi bakteri saat mereka merumput di bakteri dan tampaknya untuk merangsang pertumbuhan populasi bakteri.
3.  Protozoa merupakan sumber makanan bagi organisme tanah yang lain.
4. Mereka membantu untuk menekan penyakit dengan memberi makan pada patogen.
5. Protozoa nitrogen rilis kelebihan karena mereka makan bakteri yang kemudian    akan digunakan oleh tanaman dan anggota lain dari web makanan.
d. Tempat Hidup Protozoa
1. Protozoa membutuhkan air yang bergerak dan yang memainkan peran besar dalam menentukan jenis protozoa akan hadir.
2. Protozoa sangat aktif berikutnya ke akar.
3. jamur tanah yang dipenuhi, seperti hutan, ramping memiliki amuba lebih pewaris dan ciliates.
 4. Pada tanah yang dipenuhi bakteri, flagellata dan amuba telanjang mendominasi.
 5. Tanah liat tinggi mengandung jumlah yang lebih tinggi flagellata dan amuba    telanjang.

e. Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopi yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas proteinlipidglikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virusflu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).

Indikator Virus

Terdapat empat kandidat mikroorganisme yang digunakan sebagai indikator virus[1].
  • Kolifage, yaitu baktriofage yang menginfeksi E.coli dan bakteri koliform lainnya. Bakteri yang diinfeksi tidak memiliki fili sehingga virus menempel langsung pada dinding selnya. Sifatnya tidak spesifik pada feses dan deteksi bergantung pada inangnya. Contohnya adalah myoviridae, podoviridae, dan siphoviridae.
  • Kolifage jantan, yaitu colifage yang menginfeksi E.coli jantan (yang memilliki strain F+) sehingga dapat menghasilkan fili dan penempelan terjadi melalui reseptor fili. Bersifat spesifik pada feses. Contohnya adalah leviviridae
  • Fage Bacteroides fragilis, bersifat spesifik feses manusia. Namun konsentrasinya sangat rendah sehingga belum dapat ditunjukkan spesifitasnya
  • Fage Salmonella, terdapat pada feses manusia dan hewan. Digunakan untuk mengindikasi banyaknya bakteri Salmonella, namun konsentrasinya juga terlalu rendah.
C. Peranan Mikroba Tanah
Seperti pada halaman sebelumnya dikatakan bahwa mikroorganisme terdapat pada tanah yang subur. Mengapa sampai mikroorganisme berperan dalam menentukan tanah yang subur? Alasannya adalah karena:
  • Mikroorganisme berperan dalam siklus energi
  • Mikroorganisme berperan dalam siklus hara
  • Mikroorganisme berperan dalam pembentukan agregat tanah
  • Menentukan kesehatan tanah (suppressive / conducive terhadap munculnya penyakit terutama penyakit tular tanah-soil borne pathogen)
Tanah dikatakan subur bila mempunyai kandungan dan keragaman biologi yang tinggi
Table : Maximum number and biomass (live weight) of soil organisms in a highly fertile grassland soil
Kind of organism
Abundance(no/m2)
Biomass(g/m2)
BacteriaFungi
Protozoa
Nematodes
Earthworms and related forms
Mites
Springtails
Other invertebrates (snails, millipedes, etc)
3 x 10145 x 108
107
105
2 x 105
5 x 104
2 103
300400
38
12
132
3
5
36
From: B.N. Richards (1974) Introduction to the Soil Ecosystem
Siklus Energi
  • Sumber energi utama adalah matahari yang diubah oleh tanaman melalui proses fotosintesis menjadi bahan organik
  • Beberapa mikroorganisme mampu melakukan fotosintesis (menangkap energi matahari: algae)
  • Sumber energi yang lain adalah basil oksidasi-reduksi mineral anorganik: S dan Fe
  • Energi dalam bahan organik dimanfaatkan oleh organisme/ mikroorganisme
  • Organisme dekomposer: milipede dil.
  • Mikroorganisme dekomposer: jamur dan bakteri
  • Mikroorganisme yang tumbuh di rhizosfer memanfaatkan energi dalam eksudat akar: bakteri Azotobacter
Siklus Hara
Mikroorganisme mempunyai peran yang sangat penting dalam siklus hara karena:
  1. Ukurannya yang kecil sehingga mempunyai rasio permukaan volume yang sangat besar, memungkinkan pertukaran material (hara) dari sel ke lingkungannya dengan sangat cepat
  2. Reproduksi yang sangat cepat (dalam hitungan menit)
  3. Distribusi keberadaan yang sangat luas
Macam-macam Siklus Hara Penting
Siklus Nitrogen
  • Pool N terbesar di udara sebagai gas N2
  • N menjadi tersedia melalui proses fiksasi (kimia maupun mikrobiologis)
  • (nitrogen fixer: rhizobium dll)
  • N organik (dalam jaringan makhluk hidup – bentuk protein, asam amino dan asam nukleat) menjadi N anorganik melalui proses mineralisasi NH4+ == (ammonium) MO dekomposer
  • NH4+ mengalami Nitrifikasi oleh Nitrosomonas, Nitrosococcus dan Nitrosovibrio
  • NO2- menjadi NO3+ oleh Nitrobacter dan Nitrococcus
  • NO3- mengalami Denitrifikasi menjadi NO2- oleh Pseudomonas, Bacillus dan Alcaligenes
  • N anorganik dapat diasimilasi oleh mikroorganisme == Imobilisasi
Siklus Sulfur
  • Oksidasi sulfur menjadi sulfat oleh Thiobacillus, Arthrobacter dan Bacillus
2H2S + O2 → 2S + 2H2O
2S + 2H2O + 3O2 → 2SO42- + 4H+
S2O32- + H2O + 2O2 → 2SO42- + 2H+
  • Reduksi Sulfat menjadi sulfida (S2-) oleh Desulphovibrio desulphuricans
2SO42- +  4H2 → S2- + 4H2O
Siklus fosfor
  • Fosfor di alam dalam bentuk terikat sebagai Ca-fosfat, Fe- atau Al-fosfat, fitat atau protein
  • Mikroorganisme (Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas, Aerobacter aerogenes) dapat melarutkan P menjadi tersedia bagi tanaman.
Pembentukan agregat tanah
  • organisme tanah menghasilkan polimer organik (misal humic dan fulvic acids) yang mengikat partikel lempung menjadi mikro agregat.
  • pembentukan mikroagregat menjadi makro agregat dimediasi oleh bahan organik dan berbagai jenis mikro dan makroorganisme (bakteri, jamur-terutama jamur VAM, algae, cacing, semut, serangga dsb.)
Kesehatan Tanah
  • tanah suppressive terhadap patogen tular tanah umumnya mempunyai total mikroorganisme yang lebih besar dan tanah yang kondusif
  • kompetisi nutrisi
  • Amuba memakan jamur
  • Populasi Pseudomonas spp (antagonistic bakteria) atau Trichoderma tinggi.
D. Dinamika Populasi
Setiap spesies mikroorganisme akan tumbuh dengan baik di dalam lingkungannya hanya selama kondisinya menguntungkan bagi pertumbuhannya dan untuk mempertahankan dirinya, sama halnya dengan mikroba-mikroba yang ada di dalam tanah. Begitu terjadi perubahan fisik atau kimiawi, seperti habisnya nutrien atau terjadinya perubahan radikal dalam hal suhu atau pH, yang membuat kondisi bagi pertumbuhan spesies lain lebih menguntungkan, maka organisme yang telah teradaptasi dengan baik di dalam keadaan tanah terdahulu terpaksa menyerahkan tempatnya kepada organisme yang dapat beradaptasi dengan baik di dalam kondisi yang baru itu. Dengan demikian faktor-faktor lingkungan memiliki pengaruh selektif, artinya memilih populasi microbe.






BAB  III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang penyusun tarik dari isi makalah ini antara lain:
Mikroorganisme memegang peranan penting dalam aktivitas perombakan di dalam tanah karena tanpa aktivitas mikroba maka segala kehidupan di bumi ini lambat laun akan terhambat. Selain itu, mikroba juga berperan dalam siklus energi, siklus hara, pembentukan agregat tanah, dll.
  1. Nitrosmonas, Nitrosococcus dan Nitrosovibrio (Nutrifikasi) NH4+
  2. Nitrobacter dan Nitrococcus (merubah NO2- → NO3-)
  3. Rhizobium (Fiksasi Nitrogen)
  4. Pseudomonas, Bacillus dan Alcaligenes (Denetrifikasi NO3- → NO2-)
  5. Desulphovibrio desulphuricans (Reduksi Sulfat → Sulfida),
  6. dan lain-lainnya.
Jika setiap mikroorganisme mampu untuk beradaptasi dengan baik terhadap perubahan lingkungan (tanah) maka populasinya bisa lestari atau tetap bertahan hidup. Jikalau tidak maka populasinya diganti dengan mikroba lainnya. Perubahan lingkungan itu bisa saja perubahan fisik maupun kimiawi.
B. Saran
Pencarian referensi sangat penting dalam menyusun makalah, maka pemanfaatan teknologi juga harus dilibatkan seperti media internet. Selain itu, penyusun sarankan agar dalam pembuatan makalah usahakan semua anggota kelompok ikut terlibat sehingga bila waktunya presentase, masing-masing anggota bisa mempertanggung jawabkan isi makalahnya.









DAFTAR  PUSTAKA

http://google.co.id., 2009. Mikroorganisme Tanah. G@n@Z.com: Ambon.
http://ice.agric.uwa.edu.au/soils/soilhealth
http://www.agric.nsw.gov.au/soil-biology
Artikel Sinly Evan Putra., 2008. Humus, Material Organik Penyubur Tanah.
E.J. Russel and F.W. Russel. (1950). Soil Conditions and Plant Growth. New York: Longmans, Green.
Ir. Muh Mulyani Sutedjo dan Ir. A.Q.kartasapoetra, 1991. Pengantar Ilmu Tanah. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Ir. Rahmat Rukmana dan UU Sugandi Saputra B.Sc, 1997. Penyakit Tanaman dan Teknik Pengendaliannya. kanisius. Jakarta.
Kartasapoetra A,G dan Sutedjo M,M.2005. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.
Pelezar dan Chan, 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: UI Press.
Rao N,S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Sumarsih S.2003. Mikrobiologi Dasar. Fakultas Pertanian UPN Veteran. Yogyakarta.
Sutedjo M,M. 1996. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.